BREAKING NEWS
ADVERTISEMENT
Designed by Gila Temax

Google Rilis Ringkasan AI di Discover, Media Online Kian Tertekan

Google Rilis Ringkasan AI di Discover, Media Online Kian Tertekan

HarianTerpercaya.com - JAKARTA, Google kembali membuat gebrakan dengan menghadirkan fitur ringkasan berbasis kecerdasan buatan (AI Overview) di platform Google Discover, baik pada perangkat Android maupun iOS. Langkah ini dinilai sebagai tantangan serius bagi industri media online global, termasuk Indonesia.

Google Discover merupakan halaman utama berbasis personalisasi yang menampilkan berbagai rekomendasi konten, termasuk berita, berdasarkan riwayat aktivitas pengguna di ekosistem Google. Kini, dengan hadirnya AI Overview, pengguna bisa langsung membaca ringkasan isi berita tanpa harus mengunjungi situs aslinya.

🧠 Ringkasan AI Mulai Dominasi

Inisiatif baru ini mengikuti pola yang sama dengan AI Overview di Google Search, yang sebelumnya menuai kritik karena dianggap mengurangi trafik kunjungan ke situs media. Konten ringkasan dihasilkan oleh model AI Google dengan menyarikan informasi dari berbagai sumber secara otomatis, lalu ditampilkan di atas hasil pencarian atau di dalam kartu Discover.

“Langkah ini berpotensi memperparah turunnya trafik organik yang diterima oleh situs-situs berita,” kata salah satu analis SEO dari Digital Content Institute, Jumat (18/7/2025).

📰 Industri Media Merugi?

Sejak diluncurkan secara bertahap awal tahun ini, Google AI Overview telah disebut sebagai “pembunuh klik” oleh sebagian besar pengelola media online. Pasalnya, informasi lengkap dan ringkas sudah langsung tersedia dalam hasil pencarian maupun beranda Discover, sehingga pengguna tidak lagi terdorong untuk mengklik tautan ke situs berita.

"Kami mengalami penurunan trafik antara 20–30 persen dalam dua bulan terakhir," ungkap seorang redaktur senior media nasional.

Fenomena ini juga dialami oleh banyak media internasional, termasuk Washington Post, BBC, hingga South China Morning Post, yang kini menuntut regulasi platform digital lebih ketat untuk melindungi konten orisinal mereka.

📊 Dampak ke Ekosistem Penerbit

Bagi media online, model bisnis sangat tergantung pada jumlah pengunjung situs yang membaca artikel lengkap. Turunnya klik berarti berkurangnya pendapatan iklan, menurunnya keterlibatan pembaca, serta potensi hilangnya peluang monetisasi konten digital melalui langganan premium dan kerja sama brand.

Sejumlah asosiasi penerbit digital, termasuk News Media Alliance (NMA) dan European Publishers Council (EPC), telah menyuarakan kekhawatiran serupa kepada regulator global, termasuk Uni Eropa dan Komisi Perdagangan Federal AS.

⚖️ Wacana Regulasi Tambahan

Di tengah gempuran teknologi AI, berbagai negara kini menimbang regulasi yang mengharuskan platform seperti Google membayar lisensi atas konten yang disarikan oleh AI.

Beberapa negara, seperti Kanada dan Australia, sudah mengadopsi aturan yang mewajibkan Google dan Meta untuk menjalin kesepakatan bisnis dengan penerbit berita lokal. Sementara itu, Indonesia melalui Dewan Pers tengah merancang kerangka etik dan hukum yang melibatkan kecerdasan buatan dalam distribusi berita digital.

🔮 Masa Depan Media dan AI

Meskipun Google berdalih bahwa AI Overview bertujuan meningkatkan pengalaman pengguna, banyak pengamat menilai langkah ini bisa menimbulkan asimetris informasi. Pasalnya, ringkasan AI dapat menghilangkan konteks, gaya bahasa, dan akurasi tertentu dari artikel asli.

Beberapa media kini mulai mengembangkan strategi alternatif, seperti:

  • Membatasi pemeriksaan konten otomatis (scraping) oleh crawler AI

  • Meningkatkan penggunaan model berbayar dan newsletter eksklusif

  • Mengandalkan jaringan sosial dan distribusi langsung

Kehadiran AI di ranah distribusi konten bukan hanya soal efisiensi, tapi juga menyangkut ekosistem jurnalisme yang sehat dan berkelanjutan.

Posting Komentar
ADVERTISEMENT
Designed by Gila Temax
ADVERTISEMENT
Designed by Gila Temax
ADVERTISEMENT