Kedai Kopi 400 Tahun di Amsterdam Tutup, Tak Mampu Tahan Kenaikan Sewa Fantastis
![]() |
| Kedai Kopi 400 Tahun di Amsterdam Tutup, Tak Mampu Tahan Kenaikan Sewa Fantastis |
HarianTerpercaya.com - Amsterdam, 18 Juli 2025 – Sebuah bagian dari sejarah Amsterdam resmi berakhir. Kedai kopi dan teh legendaris bernama 't Zonnetje, yang telah berdiri lebih dari 400 tahun, menutup pintunya untuk terakhir kalinya pada Sabtu, 31 Mei 2025. Kenaikan biaya sewa yang melonjak tajam menjadi alasan utama penutupan kedai bersejarah ini.
Terletak di bangunan tua di jantung kota Amsterdam, 't Zonnetje bukan sekadar tempat minum teh dan kopi, tetapi juga simbol warisan budaya yang menyatu dengan denyut sejarah kota. Namun, nilai sejarah tidak cukup untuk melindungi toko tersebut dari tekanan ekonomi.
Biaya Sewa Naik 4 Kali Lipat
Menurut laporan CNN, pemilik toko Marie-Louise Velder (76) harus menghadapi kenyataan pahit setelah biaya sewa bangunan tempat usahanya melonjak dari 18.000 euro per tahun pada 2019 menjadi usulan 72.000 euro per tahun pada September 2024. Nilai itu setara dengan lebih dari Rp 1,3 miliar.
Velder sempat membawa kasus ini ke meja hijau. Pengadilan akhirnya menurunkan biaya sewa secara retroaktif menjadi 50.000 euro per tahun atau sekitar Rp 946 juta, namun tetap terlalu berat bagi usaha kecil seperti miliknya.
"Saya masih harus menggaji empat karyawan, sementara omzet harian kami hanya sekitar 300 euro. Itu tidak cukup," ujar Velder.
Upaya Bertahan yang Gagal
Setelah berita penutupan mulai tersebar sejak pertengahan April 2025, Velder menerima dukungan luar biasa dari para pelanggan dan warga Amsterdam. Banyak dari mereka mencoba membantu, bahkan ikut menyebarkan cerita sejarah toko ini melalui media sosial.
“Saya mendapat banyak telepon dari orang-orang yang peduli. Saya sempat merasa mungkin ada keajaiban datang dari atas,” kata Velder dalam wawancara dengan CNN.
Seorang pelanggan setia bernama Carlisle menyatakan kekhawatirannya atas hilangnya ikon kota tersebut.
"Tempat ini lebih dari sekadar toko. Ini bagian dari Amsterdam. Jika semuanya digantikan oleh mal dan toko modern, kita kehilangan jati diri kota ini," ucap Carlisle.
Galang Dana Hingga Akhir
Di minggu-minggu terakhir sebelum penutupan, Velder sempat menggalang dana melalui platform online. Ia berharap dukungan publik bisa menyelamatkan bisnisnya, namun waktu tak berpihak. 't Zonnetje akhirnya tutup tanpa adanya investor atau perlindungan dari otoritas kota.
Penutupan ini memicu perbincangan baru tentang perlunya perlindungan hukum dan insentif ekonomi bagi bisnis-bisnis bersejarah agar tidak kalah dalam persaingan komersial yang semakin ketat.
